HOSPITALITY IN HOSPITAL
Menurut Lashley dan Morrison (2000), Hospitality
adalah suatu cara untuk memberikan apa yang tamu butuhkan sebagai fokus
utama dalam hubungan antara tuan rumah dan tamu. Karakter hubungan tuan
rumah dari tamu adalah adanya keramahtamahan yang dimulai oleh tuan
rumah kepada tamunya dan kemudian dibalas oleh tamu
Keramahtamahan itu
termasuklah cara penyambutan dan kondisi lingkungan sekitar. Saat
seseorang itu sakit, ia harus menghadapi dua stressor sulit sekaligus,
pertama karena sakitnya, kedua karena mereka harus berada di lingkungan
rumah sakit yang baru yang sama sekali. Pada situasi seperti ini sangat
penting sekali adanya “hospitality” dalam rumah sakit untuk
menghilangkan stress pada pasien. Hal ini, dengan kata lain, rumah sakit
harus bisa mengobati penyakit yang dideritanya dan penyakit gangguan
stress psikologis karena berada di lingkungan baru yang tidak
dikenalnya.1,2
Hospitality ini diadopsi oleh rumah sakit dan menjadi salah satu
strategi dalam pemasaran rumah sakit. Strategi ini baru diterapkan
beberapa tahun belakangan ini di rumah sakit-rumah sakit di Asia seperti
di Month Elizabeth, Singapura dan Bangkok Hospital, Thailand Sedangkan
Negara-negara Amerika dan Eropa telah menerapkan strategi ini berpuluh
tahun yang lalu. Strategi ini dipilih karena mampu menguatkan rumah
sakit ini di pasar regional dan internasional.3
Hospitality ini sangat penting terutama bagi rumah
sakit yang selalu menjadi pusat rujukan, bukan saja rujukan lokal namun
juga internasional. Hal ini sangat penting karena hospitality terhadap
pasien akan sangat mempengaruhi performa dari rumah sakit itu sendiri.
Terkadang ada pasien yang sengaja berangkat ke luar negeri untuk berobat
sambil berwisata. Rumah Sakit sebagai tempat berobat harus bisa
menangkap sinyal ini, bahwa pasien yang berobat tersebut ingin
diperlakukan di rumah sakit layaknya mereka sedang berwisata. Rumah
Sakit juga harus siap memberikan pelayanan setara seperti hotel
berbintang dengan tidak mengurangi standar pelayanan kesehatan yang
diberikan. Dengan adanya pelayanan yang berbasis hospitality ini, maka
diharapkan para pasien akan merasakan pengalaman yang menarik selama
perawatan dan akhirnya Rumah sakit tersebut menjadi Rumah Sakit rujukan
dan pilihan bagi para wisatawan.3
RUMAH SAKIT
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif)
kepada masyarakat. Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.4
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui
tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang
permanen menyelenggarakan pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien. Rumah sakit berfungsi sebagai pusat pelayanan rujukan medik
spesialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan
pemulihan/ rehabilitasi pasien.4
HOSPITALITY
Menurut definisi bahasa menurut Collins Concise English Dictionary Plus, hospitality berarti “kindness in welcoming strangers or guests” atau disebut juga keramahtamahan saat menerima tamu atau orang asing. Namun, definisi ini tidak memberikan suatu parameter yang jelas tentang hospitality, karena itulah diperlukan suatu definisi yang lebih jelas lagi agar hospitality ini nantinya mempunyai suatu instrumen bisa digunakan untuk memotret dan menilai tingkat hospitality suatu tempat. Cassee and Reuland (1983) mendefinisikan hospitality menjadi “a harmonious mixture of food, beverage, and/or shelter, a physical environment, and the behavior and attitude of people”.5
Menurut definisi bahasa menurut Collins Concise English Dictionary Plus, hospitality berarti “kindness in welcoming strangers or guests” atau disebut juga keramahtamahan saat menerima tamu atau orang asing. Namun, definisi ini tidak memberikan suatu parameter yang jelas tentang hospitality, karena itulah diperlukan suatu definisi yang lebih jelas lagi agar hospitality ini nantinya mempunyai suatu instrumen bisa digunakan untuk memotret dan menilai tingkat hospitality suatu tempat. Cassee and Reuland (1983) mendefinisikan hospitality menjadi “a harmonious mixture of food, beverage, and/or shelter, a physical environment, and the behavior and attitude of people”.5
Reuland et al. (1985) kemudian menyempurnakan
definisi mereka bahwa hospitality yang dimaksud disini adalah suatu
proses pertukaran yang menyangkut tiga elemen sekaligus:5
-
produk,
-
perilaku pegawai,
-
lingkungan fisik.
Namun istilah hospitality ini pun disempurnakan lagi
oleh Brotherton (1999), yang mengklasifikasikan hospitality menjadi
empat bagian sebagai berikut:1
-
Pertukaran pelayanan yang diberikan oleh tuan rumah kepada tamunya,
-
Interaksi yang berkesinambungan dan berkelanjutan antara pemberi dan penerima,
-
Campuran antara faktor tangible (berwujud) dan faktor intangible (tidak berwujud)
-
Tuan rumah memberikan keamanan kepada tamunya sehingga memberikan kenyamanan baik itu kenyamanan secara fisik maupun psikis.
HOSPITALITY DI RUMAH SAKIT
“Hospital” dan “hospitality” berasal dari etomologi
bahasa yang sama, namun mereka jarang sekali digunakan secara
bersama-sama dalam menggambarkan pelayanan kesehatan. Menurut Pizam
(2007), “perbedaan antara hospital dan hospitality itu terletak pada
huruf ‘ity’, namun huruf ‘ity’ ini bisa memberikan perubahan yang sangat
signifikan terhadap proses pemulihan dan lama tinggal pasien di rumah
sakit. Baru beberapa puluh tahun belakangan ini saja, di Negara Eropa
dan Amerika, bahasa hospital dikaitkan dengan hospitality. Pasien dan
tenaga di dalam rumah sakit menginginkan sesuatu yang lebih dari hanya
sekedar pertukaran jasa kesehatan. Tenaga medis tidak hanya disebut
sebagai mesin penyembuh, namun juga ingin tempat krja yang nyaman dan
tenang, sebaliknya pasien juga ingin lebih dari sekedar sembuh saja,
mereka ingin diobati secara “holistik” atau keseluruhan, tidak hanya
sebatas penyakit yang dideritanya.1,2
Sebelumnya rumah sakit selalu digambarkan sebagai tempat yang penuh
dengan orang yang sakit. Berpagar tinggi, sepi dan terletak di
perbatasan kota. Namun saat ini banyak rumah sakit yang telah
mengintegrasikan strategi ini dalam industri rumah sakit modern dimana
rumah sakit lebih dari sekedar tempat perawatan dan penyembuhan saja,
namun juga menjadi pusat rekreasi, informasi dan pendidikan.1,2
Saat ini rumah sakit tidak beda jauh dengan sebuah
hotel. Keduanya adalah industri dengan jenis pelayanan yang hampir sama,
mulai dari shift kerja, pemeliharaan, keamanan, pelayanan kamar dan
pelayanan makanan. Rumah Sakit maupun Hotel harus mempunyai sistem yang
jelas dan harus siap membuat sistem yang baru jika itu memang
dibutuhkan. Proses integrasi atau penyatuan, komunikasi dan kemampuan
dalam mengatur kelas yang berbeda-beda sangatlah penting. Namun
perbedaan mendasar antara Rumah Sakit dan Hotel adalah jenis tamu yang
mereka hadapi. Jika Hotel menerima tamu yang biasanya telah merencanakan
untuk tinggal di sana, Rumah Sakit menerima tamu yang tidak
merencanakan sama sekali untuk tinggal di tempat tersebut. Namun hasil
akhirnya tetap dihitung dan dievaluasi dengan cara yang sama:1
-
apakah mereka kembali lagi atau tidak
-
apakah mereka merekomendasikan rumah sakit ini kepada orang lain atau tidak
Hospitality lebih mengedepankan proses dan interaksi
individu dari sudut pengalaman pasien, misalnya kualitas pelayanan di
mata pasien. Hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan penerimaan pasien
terhadap pelayanan rumah sakit, meningkatkan kualitas psikologi dan
emosional dari pasien. Di sini rumah sakit dituntut harus sebisa mungkin
membuat para pasien merasa lebih nyaman. Dengan memperbanyak frekuensi
interaksi personal maka jarak sosial dengan pasien akan turun dan pada
akhirnya akan meningkatkan hubungan antara tuan rumah pasien itu
sendiri.1
Harus diketahui bahwa pasien itu sakit, rapuh dan
stress berada di lingkungan baru. Para pengunjung pasien terkadang malah
sama stressnya dengan pasien. Para perawat yang menjadi ujung tombak
pelayanan keperawatan juga sama stressnya karena mereka secara langsung
maupun tak langsung selalu mendengar keluh kesah pasien dan adanya
keinginan membuat pasien tersebut sembuh secepat mungkin. Karena itulah
dibutukan suatu tata cara yang benar dalam menangani kombinasi beban
antara tamu dan perawat.1
Beberapa rumah sakit telah merasakan keuntungan
menggunakan rumah sakit dengan gaya seperti hotel. Hasil studi
menunjukkan bahwa pelayanan gaya hotel ini meningkatkan rasa nyaman dan
aman bagi pasien walaupun sebenarnya program seperti ini tidak pernah
bisa menggantikan standar pelayanan medis terhadap pasien itu sendiri.
Walau demmikian, program seperti sebenarnya adalah penyempuna dari
pelayanan paripurna sebuah rumah sakit.1
Patten (1994) menjelaskan arti penting dari
hospitality dalam pelayanan kesehatan sebagai pelayanan yang paling
ideal. Tulisannya menyarankan agar para pelayanan kesehatan menjalankan
tiga macam hospitality di rumah sakit yaitu; (1) Public Hospitality, (2) Personal Hospitality, (3) Therapeutic Hospitality.1
-
Public Hospitality
Public hospitality bisa diterjemahkan dalam interaksi
sehari-hari di lingkunan pelayanan rumah sakit dan pelayanan umum
diluar pelayanan rumah sakit seperti bagian pendaftaran, customer service, informasi, kantin dan cafeteria serta minimarket.1
-
Personal hospitality
Personal hospitality bisa diterjemahkan dalam
interaksi interpersonal dengan tenaga kesehatan misalnya dengan diskusi
dan bertukar pikiran. Di Rumah Sakit, personal hospitality wajib di
miliki oleh perawat ruangan karena mempunyai waktu kontak yang lebih
lama bersama pasien dan perawat di unit gawat darurat karena
interaksinya begitu intens dan emosional.1
-
Therapeutic hospitality
Therapeutic hospitality digunakan dalam rangka
menurunkan rasa terpisah dan kesendirian maupun terkucilkan yang
dirasakan oleh pasien selama mendapatkan perawatan. Patten (1994)
mengatakan bahwa dengan mempraktekkan therapeutic hospitality dalam
praktek mereka sehari-hari maka kepuasan pasien akan meningkat dan
kesembuhan pasien akan lebih cepat.1
Beberapa Contoh Hospitality yang bisa diterapkan di rumah sakit antaranya:
1. Ronde
Ronde adalah visitasi ke ruang rawat pasien oleh
manajer rumah rasik yang bertujuan untuk bertatap muka langsung dengan
pasien guna mendengarkan pendapat pasien dan keluarga tentang kenyamanan
dan kebutuhan mereka. Ronde adalah salah satu bagian penting dalam Hospitality Care Program.
Studer (2003) juga menyebutkan bahwa pegawai juga rumah sakit salah
satu bagian yang harus divisitasi oleh manajer sehingga mereka merasa
diberikan kesempatan untuk menyuarakan keinginan mereka. Dengan cara
ini, pemimpin akan menemukan sistem yang lebih efisien sambil membangun
rasa loyalitas dan rasa saling memiliki di antara sesama staff. Hal ini
sangat penting karena kepuasan pegawai akan berpengaruh langsung dengan
kepuasan pasien. Pada akhirnya, dengan meningkatnya kualitas pemberi
pelayanan maka akan memberikan hasil positif dalam kualitas pelayanan.1
2. Advokasi pasien.
Program ini dibuat untuk meyakinkan pasien bahwa
mereka semua telah tersentuh dan terhubung langsung dengan rumah sakit
selama mereka dirawat. Dalam pelaksanaannya, seorang advokat harus
mengenalkan diri mereka terlebih dahulu saat memasuki ruang perawatan
pasien dan menanyakan kepada pasien apakah ada sesuatu yang bisa Ia
lakukan agar pasien di rumah sakit tersebut merasa lebih nyaman. Advokat
ini juga harus membantu keluarga pasien dan menginformasikan kepada
mereka tentang pelayanan rumah sakit serta memberikan rasa empati dan
dukungan kepada pasien atau anggota keluarga yang cemas, ketakutan atau
tertekan. Seorang advokat pasien harus mempunyai ilmu mengenai safety,
kegawatdaruratan, manajemen resiko, cara pengukuran infeksi, teknik team building dan komunikasi efektif.1
Jika dalam prakteknya sang advokat tidak mampu
menjawab pertanyaan atau permintaan pasien, maka Ia harus
memberitahukannya kepada orang yang mampu dan mengerti tentang
permasalahan tersebut untuk membantu menjawabnya. Orang itu bisa perawat
ruangan, kepala ruangan atau kepala bagian sarana dan prasarana.1
3. Skylight System
Skylight system adalah teknologi pelayanan
yang mengedepankan interaksi antara pasien dan sistem pendukung yang
bisa melalui layar komputer ataupun televisi yang ada di semua kamar
pasien termasuk ruang gawat darurat. Diharapkan sistem ini akan
meningkatkan kepuasan pasien dengan memperbolehkan mereka melaporkan
pelayanan yang mungkin saja tidak sesuai dengan standar. Dengan adanya
program ini, area yang menjadi area ataupun tempat yang dikeluhkan
pasien dapat segera terakomodasi sebelum pasien tersebut pulang.1
4. Membantu dalam Proses Registrasi Pasien
Salah satu rumah sakit di Thailand, Bangkok Hospital, mempunyai cara yang jitu dalam hal hospitality. Rumah sakit ini menjalin kerjasama di level grassroot,
dengan melakukan kerjasama dengan dokter-dokter praktek pribadi di
seluruh Thailand. Grup dokter praktek inilah yang menjadi portal utama
pasien yang datang ke rumah sakit ini. Mereka menggunakan EMR (Electronic Medical Record)
yang menghubungkan sistem informasi dari rumah sakit ke semua praktek
dokter yang bekerja sama dengan rumah sakit, sehingga semua pasien, baik
yang menjadi pasien rujukan maupun yang datang sendiri tidak lagi
memerlukan registrasi ulang saat berobat ke rumah sakit dan seluruh
riwayat penyakitnya telah tercatat di data rekam medis rumah sakit.
Inilah yang menjadi kunci sehingga pasien merasa betah dan senang
berobat ke rumah sakit.3
5. Pelayanan Rohani
Pelayanan kerohanian dibentuk atas dasar pemikiran
bahwa manusia itu adalah makhluk yang multi dimensional yang jiwanya
terganggu karena berda di rumah sakit. Atas dasar ini, pelayanan
kerohanian mencerminkan keseimbangan antara “Body, Mind, dan Spirit,”
yang menggabungkan spiritual dan emosional dalam kehidupan sehari-hari
untuk mempromosikan pengobatan holistik dalam rangka penyembuhan
individu tersebut.1
6. Membangun Rumah Hospitality (Hospitality House Hospital)
Hospitality House mulai menjadi trend di
Amerika beberapa tahun belakangan ini. Latar belakangnya adalah penyakit
serius yang mengakibatkan penderitanya harus dirawat jangka panjang
sehingga tidak bisa dipastikan berapa lama perawatannya akan selesai,
yang ditakutkan adalah penyakit yang diderita oleh satu anggota keluarga
ini akan mengakibatkan timbulnya tekanan dan kecemasan pada anggota
yang lainnya. Selain penyakit yang sukar disembuhkan, pertimbangan
ongkos pengobatan, biaya makan keluarga yang menjaga, dan pengeluaran
lain juga turut mempengaruhi kesembuhan pasien itu sendiri. Mengobati
penyakit berat itu akan banyak menghabiskan banyak hal, baik itu energi
maupun keuangan keluarga dan anggota keluarga.5
Atas dasar itulah, maka dibangunlah suatu tempat
tersendiri yang disebut hospitality house dimana di tempat ini pasien
dan anggota keluarga bisa tinggal dan merasa seperti di rumah sendiri. Hospitality house
ini akan memberikan pelayanan seperti halnya di rumah sendiri dimana
anggota keluarga bisa tidur, istirahat, makan, memasak bahkan mencuci
pakaian. Tempat ini akan memberikan rasa nyaman dan menghilangkan
kecemasan yang selalu menghantui keluarga yang menjaga pasien.5
Selain itu tempat ini merupakan tempat bagi seorang
turis atau wisatawan yang sakit mendadak saat mereka sedang berlibur ke
daerah tersebut. Hospitality house akan memberikan kenyamanan dan
pelayanan serta akomodasi penuh bagi anggota keluarganya mulai dari
transportasi, peta lokasi, hotel, restoran dan sebagainya. Tempat ini
akan memberikan tempat kepada keluarga pasien yang berlibur bisa tetap
berlibur sambil menemani pasien selama pasien dalam mas perawatan.1
7. Pelayanan lainnya2
-
Memberikan perhatian khusus pada pasien dalam masa pemulihan setelah operasi
-
Memberikan perhatian khusus jika diketahui ada standar pelayanan kesehatan yang gagal dilaksanakan oleh rumah sakit
-
Berkolaborasi dengan dokter, perawat dan staf lainnya jika ditemukan adanya keluhan atau komplain dari pasien
-
Memberikan informasi kepada keluarga maupun teman pasien tentang area yang ada di sekitar rumah sakit (Hotel, restoran, terminal mobil, apotik, cara peresapan obat dan lain sebagainya) apabila diperlukan
-
Membantu proses pembayaran tagihan pasien.
-
Membantu pemilihan menu makanan bagi pasien
Sumber :http://www.klikharry.com/2012/11/19/hospitality-in-hospital/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar